Senin, 06 Desember 2010

KUIS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Mata Kuliah : TEKNIK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA Semester : PTA 2010/2011
Fak./Jurusan : Teknologi Industri/ Teknik Industri Dosen : Rossi Septy W.
Kelas : 4 ID 01 & 02 Jum. Soal : 6 SOAL ESSAY
SOAL KUIS
1. Jelaskan tujuan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Perusahaan!
2. Jelaskan pentingnya pengamanan pada suatu mesin! Apa saja persyaratan pengamanan mesin tersebut?
3. A. Kecelakaan kerja yang menimbulkan cacat sering terjadi pada pekerja usia muda (15-34 Tahun). Sedangkan kasus kecelakaan dengan cacat menetap/kematian sering terjadi pada usia 50-75 Tahun. Jelaskan! Bagaimanakah hal ini bisa terjadi dan apa yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mengulangi kasus tersebut?
B. Jika karyawan bertangan kidal dengan gaji/upah Rp 1.450.000,00, mengalami kecelakaan hingga ibu jari sebelah kiri putus. Berapa besarnya tunjangan yang ia dapat?
4. Jelaskan keterkaintan pengaruh antara Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan produktivitas!
5. Suatu perusahaan dengan 600 Tenaga Kerja.
o Kegiatan 60 minggu dengan 49 jam kerja/minggu mengalami kecelakaan 50 kali dalam 1 tahun.
o Tidak masuk kerja karena hal lain 6% dari seluruh waktu kerja.
o Berapa besar jam manusia total?
o Berapa Angka frekuensi kecelakaan (F)?
o Jika hari hilang 1150, sebagai akibat 50 kali kecelakaan, berapa angka beratnya kecelakaan (S), setiap 1000 jam manusia?

KUIS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Mata Kuliah : TEKNIK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA Semester : PTA 2010/2011
Fak./Jurusan : Teknologi Industri/ Teknik Industri Dosen : Rossi Septy W.
Kelas : 4 ID 01 & 02 Jum. Soal : 6 SOAL ESSAY
SOAL KUIS
1. Jelaskan tujuan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Perusahaan!
2. Jelaskan pentingnya pengamanan pada suatu mesin! Apa saja persyaratan pengamanan mesin tersebut?
3. A. Kecelakaan kerja yang menimbulkan cacat sering terjadi pada pekerja usia muda (15-34 Tahun). Sedangkan kasus kecelakaan dengan cacat menetap/kematian sering terjadi pada usia 50-75 Tahun. Jelaskan! Bagaimanakah hal ini bisa terjadi dan apa yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mengulangi kasus tersebut?
B. Jika karyawan bertangan kidal dengan gaji/upah Rp 1.450.000,00, mengalami kecelakaan hingga ibu jari sebelah kiri putus. Berapa besarnya tunjangan yang ia dapat?
4. Jelaskan keterkaintan pengaruh antara Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan produktivitas!
5. Suatu perusahaan dengan 600 Tenaga Kerja.
o Kegiatan 60 minggu dengan 49 jam kerja/minggu mengalami kecelakaan 50 kali dalam 1 tahun.
o Tidak masuk kerja karena hal lain 6% dari seluruh waktu kerja.
o Berapa besar jam manusia total?
o Berapa Angka frekuensi kecelakaan (F)?
o Jika hari hilang 1150, sebagai akibat 50 kali kecelakaan, berapa angka beratnya kecelakaan (S), setiap 1000 jam manusia?

Jumat, 15 Oktober 2010

KOMPENSASI (MSDM)

ANALISIS KOMPENSASI
Sumber Bacaan: http://www.ahmadheryawan.com/di-media/77-ahmad-heryawan-di-media/10369-pemda-diminta-beri-kompensasi.html

Pemberian kompensasi yang diberikan oleh pemerintah kota Bandung dalam bentuk relokasi usaha pada saat arus mudik/balik lebaran 2010 seharusnya juga memperhatikan kondisi tempat yang menjadi daerah pengalihan untuk usaha dagang. Jika daerah yang menjadi tempat penggantinya sepi maka pedagang pun akan mengalami kerugian.
Di sisi lain memang pengaruh ada relokasi dari pedagang pada pasar tumpah ini adalah jalan raya yang biasanya digunakan untuk berdagang menjadi lengang dan arus mudik/balik lebaran 2010 menjadi lancar. Tetapi yang harus diperhatikan adalah biaya kompensasi yang seimbang dengan kerugian yang mungkin diderita oleh para pedagang akibat relokasi ini.
Biaya relokasi yang diberikan biasanya tidak sebanding dengan apa yang harus mereka lakukan. Biaya relokasi ini pun biasanya juga sudah dipotong oleh beberapa oknum tertentu. Biaya yang dipergunakan untuk biaya relokasi ini biasanya diperoleh dari APBD. Tetapi implementasinya biaya tersebut biasanya tidak ada.

Selasa, 11 Mei 2010

Bidang Keahlian Teknik Industri

Pada dasarnya, ilmu Teknik Industri dapat dibagi ke dalam tiga bidang keahlian, yaitu Sistem Manufaktur, Manajemen Industri, dan Sistem Industri dan Tekno Ekonomi.

  • Sistem Manufaktur
Sistem Manufaktur adalah sebuah sistem yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk peningkatan kualitas, produktivitas, dan efisiensi sistem integral yang terdiri dari manusia, mesin, material, energi, dan informasi melalui proses perancangan, perencanaan, pengoperasian, pengendalian, pemeliharaan, dan perbaikan dengan menjaga keselarasan aspek manusia dan lingkungan kerjanya. Jenis bidang keilmuan yang dipelajari dalam Sistem Manufaktur ini antara lain adalah Sistem Produksi, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Pemodelan Sistem, Perancangan Tata Letak Pabrik, dan Ergonomi.
  • Manajemen Industri
Bidang keahlian Manajemen Industri adalah bidang keahlian yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk penciptaan dan peningkatan nilai sistem usaha melalui fungsi dan proses manajemen dengan bertumpu pada keunggulan sumber daya insani dalam menghadapi lingkungan usaha yang dinamis. Jenis bidang keilmuan yang dipelajari dalam Manajemen Industri antara lain adalah Manajemen Keuangan, Manajemen Kualitas, Manajemen Inovasi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Pemasaran, Manajemen Keputusan dan Ekonomi Teknik.
  • Sistem Industri dan Tekno Ekonomi
Bidang keahlian Sistem Industri dan Tekno-Ekonomi adalah bidang keahlian yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk peningkatan daya saing sistem integral yang terdiri atas tenaga kerja, bahan baku, energi, informasi, teknologi, dan infrastruktur yang berinteraksi dengan komunitas bisnis, masyarakat, dan pemerintah. Bidang keilmuan yang dipelajari di dalam Sistem Industri dan Tekno Ekonomi antara lain adalah Statistika Industri, Sistem Logistik, Logika Pemrograman, Operational Research, dan Sistem Basis Data

Profesi

Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer,teknikdan desainer

Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional. Walaupun begitu, istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan kata dari amatir. Contohnya adalah petinju profesional menerima bayaran untuk pertandingan tinju yang dilakukannya, sementara olahraga tinju sendiri umumnya tidak dianggap sebagai suatu profesi.

Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi. Profesi mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya. Daftar karakterstik ini tidak memuat semua karakteristik yang pernah diterapkan pada profesi, juga tidak semua ciri ini berlaku dalam setiap profesi:

  1. Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis: Profesional diasumsikan mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang berdasar pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktek.
  2. Asosiasi profesional: Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya. Organisasi profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.
  3. Pendidikan yang ekstensif: Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi.
  4. Ujian kompetensi: Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.
  5. Pelatihan institutional: Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga dipersyaratkan.
  6. Lisensi: Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
  7. Otonomi kerja: Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.
  8. Kode etik: Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
  9. Mengatur diri: Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi.
  10. Layanan publik dan altruisme: Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.
  11. Status dan imbalan yang tinggi: Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi masyarakat. (Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Profesi)

Etika???

tika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.

Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain.[1] Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.

Secara metodologi tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.

Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika). Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Etika

Apa itu kode Etik?

Kode etik merupakan salah satu cara di mana seseorang dapat bersikap untuk menghadapi suatu permasalahan yang berhubungan dengan profesi yang sedang digelutinya. Setiap profesi memiliki kode etik yang berbeda-beda. Salah satu contohnya adalah profesi yang bergerak dibidang teknik. Kode etik tersebut dapat berupa etika dalam kewajiban akan profesi yang ia sedang geluti dan etika keunggulan.

Etika Profesi 3 (Tugas)

TUGAS ETIKA PROFESI
1. Jelaskan alasan perlunya pendidikan etika profesi dalam bidang keteknikan! Apa yang akan terjadi bilamana profesi keteknikan tanpa dilandasi dengan etika?
Jawab:
Etika profesional dikeluarkan perilaku anggotanya dalam menjalankan praktek profesinya bagi masyarakat.tanpa adanya etika profesi kepercayaan masyarakat akan berkurang dan apabila tidak ada etika maka akan terjadi kesalah gunaan dalam keteknikan itu sendiri.
2. Dalam rangka menjunjung tinggi integritas, kehormatan dan martabat profesi keteknikan sesuai dengan kode etik profesi keteknikan menurut ABET terdapat 4 (empat) prinsip dasar (fundamental principles) yang harus dilakukan oleh insinyur. Jelaskan empat hal tersebut!
Jawab
a. Menggunakan ketrampilan dan pengetahuan mereka untuk peningkatan kesejahteraan manusia;
b. Menjadi tak berat sebelah dan jujur, dan melayani dengan ketepatan publik, pemberi kerja dan klien mereka
c. Bekerja keras untuk meningkatkan kemampuan wewenang
d. Mendukunglah profesional dan masyarakat yang teknis dari disiplin
3. Jelaskan 6 (enam) pilar utama yang menjadi penyangga kode etik keteknikan!
Jawab:
Pada dasarnya kode etik profesi dirancang dengan mengakomodasikan beberapa prinsip etika seperti berikut:
a. etika kemanfaatan umum (utilitarianism ethics), yaitu setiap tindakan yang menghasilkan kemanfaatan terbesar bagi kepentingan umum haruslah dipilih dan dijadikan motivasi utama;
b. etika kewajiban (duty ethics), yaitu setiap sistem harus mengakomodasikan hal-hal yang wajib untuk diindahkan tanpa harus mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin bisa timbul, berupa nilai moral umum yang harus ditaati seperti jangan berbohong, jangan mencuri, harus jujur, dan sebagainya. Semua nilai moral ini jelas akan selalu benar dan wajib untuk dilaksanakan, sekalipun akhirnya tidak akan menghasilkan keuntungan bagi diri sendiri;
c. etika kebenaran (right ethics), yaitu suatu pandangan yang tetap menganggap salah terhadap segala macam tindakan yang melanggar nilai-nilai dasar moralitas. Sebagai contoh tindakan plagiat ataupun pembajakan hak cipta/karya orang lain, apapun alasannya akan tetap dianggap salah karena melanggar nilai dan etika akademis;
d. etika keunggulan/kebaikan (virtue ethics), yaitu suatu cara pandang untuk membedakan tindakan yang baik dan salah dengan melihat dari karakteristik (perilaku) dasar orang yang melakukannya. Suatu tindakan yang baik/benar umumnya akan keluar dari orang yang memiliki karakter yang baik pula. Penekanan disini diletakkan pada moral perilaku individu, bukannya pada kebenaran tindakan yang dilakukannya; dan
e. etika sadar lingkungan (environmental ethics), yaitu suatu etika yang berkembang di pertengahan abad 20 ini yang mengajak masyarakat untuk berpikir dan bertindak dengan konsep masyarakat modern yang sensitif dengan kondisi lingkungannya. Pengertian etika lingkungan disini tidak lagi dibatasi ruang lingkup penerapannya merujuk pada nilai-nilai moral untuk kemanusiaan saja, tetapi diperluas dengan melibatkan “natural resources” lain yang juga perlu dilindungi, dijaga dan dirawat seperti flora, fauna maupun obyek tidak bernyawa (in-animate) sekalipun.
4. Intelectual capital merupakan modal utama untuk menciptakan kesejahteraan manusia di masa kini dan yang akan datang. Salah satu jenis dari intelectual capital adalah kekayaan intelectual (intelectual property). Jelaskan berbagai jenis kekayaan intelektual yang terkait dengan bidang keteknikan ! Bagaimana kita menyikapinya secara profesional ?
Jawab:
a. Hak Cipta (Copyright)
Hak cipta adalah hak dari pembuat sebuah ciptaan terhadap ciptaannya dan salinannya. Pembuat sebuah ciptaan memiliki hak penuh terhadap ciptaannya tersebut serta salinan dari ciptaannya tersebut. Hak-hak tersebut misalnya adalah hak-hak untuk membuat salinan dari ciptaannya tersebut, hak untuk membuat produk derivatif, dan hak-hak untuk menyerahkan hak-hak tersebut ke pihak lain. Hak cipta berlaku seketika setelah ciptaan tersebut dibuat. Hak cipta tidak perlu didaftarkan terlebih dahulu.
b. Paten (Patent)
Berbeda dengan hak cipta yang melindungi sebuah karya, paten selain melindungi produk juga bisa melindungi ide dan proses. Pada hak cipta, seseorang lain berhak membuat karya lain yang fungsinya sama asalkan tidak dibuat berdasarkan karya orang lain yang memiliki hak cipta. Sedangkan pada paten, seseorang tidak berhak untuk membuat sebuah karya yang cara bekerjanya sama dengan sebuah ide, proses atau produk yang dipatenkan.
c. Merk Dagang (Trademark)
Merk dagang digunakan oleh pebisnis untuk mengidentifikasikan sebuah produk atau layanan. Merk dagang meliputi nama produk atau layanan, beserta logo, simbol, gambar yang menyertai produk atau layanan tersebut.
5. Salah satu syarat untuk menjadi profesional adalah dimilikinya kompetensi dalam bidangnya. Sehubungan dengan hal tersebut jelaskan kompetensi utama yang harus dimiliki oleh Sarjana
Secara umum lulusan program sarjana, sesuai dengan Kurikulum Inti se-Indonesia harus memiliki kompetensi utama sebagai berikut:
a. Mampu mengidentifikasikan, memformulasikan, dan memecahkan masalah-masalah perancangan maupun perbaikan sistem integral yang terdiri dari manusia, material, informasi, peralatan dan energi secara kreatif dengan menggunakan alat-alat pokok analitikal, komputasional dan/atau eksperimental
b. Mampu beradaptasi
c. Mampu berkomunikasi dan bekerja-sama secara efektif
d. Memahami dan menyadari tanggung jawab profesi dan etika
Sedangkan secara khusus lulusan sarjana Teknik Industri harus memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Mampu merencanakan, mendesain, mengorganisasi, serta mengoperasikan sistem industri secara efektif dan efisien
b. Mengintegrasikan komponen dan atau proses suatu system manufaktur yang meliputi: manusia, mesin, bahan, peralatan, energi, informasi dan modal
c. Mampu menggunakan alat-alat pokok analitikal, komputesional, dan atau eksperimental untuk memecahkan persoalan teknik industri
d. Memiliki logika yang baik serta kreativitas yang tinggi dalam menyelesaikan masalah
e. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang efektif dan Mampu beradaptasi terhadap berbagai lingkungan, serta mampu berinteraksi dengan baik dalam kelompok yang bervariasi (team work)
sumber: http://priyadi.net/archives/2005/03/06/jenis-jenis-hak-kekayaan-intelektual/

Senin, 05 April 2010

Etika Keteknikan

1. Distinguishing factual, conceptual, application and moral questions and issues
Although the terms "question" and "issue" are often used interchangeably, we might distinguish them as follows.
An issue arises when there is controversy over what the answer to a question is, and it matters, practically speaking, how the question gets answered.
Thus "How many trees were there in Brazos County on January 1, 1444?" is a question, but it is hardly an issue, whereas "Is elective abortion murder?" is both a question and an issue.
In the lecture on chapter two, we already began to distinguish among the four kinds of questions and issues mentioned in the title of this section. To help nail down the distinctions more clearly, so that you can put them to better use in analyzing cases, we should say a bit more about what makes something a factual question vs. a moral question.
Factual questions
The textbook authors do not give an explicit definition of "factual question," but we can fairly characterize what they mean in terms of a standard definition of what counts as an empirical question:
A question is empirical if and only if it could, at least in principle or under ideal conditions, be resolved through observation or experiment.
So we might say that factual questions concern "data." But note the following related points:
1. "Observation or experiment" covers a very broad range of things, all the way from simply going and looking around the house or listening to what a person says, through taking photographs outside of the visual wavelengths and measuring the chemical content of water with instruments, to tracing the trajectories of subatomic particles in a cloud chamber.
• For this reason, not all empirical questions are properly characterized as "scientific" questions. The latter term is best reserved for the subset of empirical questions which formal scientific training and practice would be required to answer.
2. And thus, not all factual questions are about things that are directly observable; sometimes the data we rely on in resolving them are indirect indicators of the things in question.
• For instance, just as physicists make inferences about the presence and causal properties of subatomic particles from their trajectories in cloud chambers, we make inferences about the presence and causal properties of mental states using "folk psychology," the common sense way of explaining the behavior of people [and some animals] in terms of their beliefs and desires.
• In saying this about mental states, we need not commit ourselves to any very specific answers to complex questions in the philosophy of mind. All we are committing outselves to is the claim that there is a fact of the matter about what beliefs, desires, etc., people have, and that what they do and say is at least normally a reliable indicator of these.
• If you want some background on the philosophy of mind, you could begin by visiting these links:
 four on-line lectures on the philosophy of mind by Colin Allen, or
 the Stanford Encyclopedia of Philosophy entry on The Identity Theory of Mind.
3. A special instance of the foregoing are causal claims, for these are not just about what in fact occurred and was thus observable. Causal claims are also about what did not in fact occur, but would have, under certain (counterfactual) conditions.
• Thus statements about causal relationships have a special, and philosophically interesting, status. For to say that, generally, "Xs cause Ys" is to say not only that whenever an X occurs, a Y follows, but also that if an X had occurred (when it in fact did not), then a Y would have occurred too. And to make the singular claim that "X was the cause of Y in this case" is to say that if (contrary to fact) X had not occurred, then Y would not have occurred.
• If you want some background on the meaning and logical status of counterfactuals, you could begin by visiting this link:
 The Stanford Encyclopedia of Philosophy entry on counterfactual theories of causation.
(Note: If you followed more than one of the above links for optional background information, then you should seriously consider changing your major to philosophy. For information on that, click here.)
(sumber: Unless indicated otherwise, quotations and page references are to the textbook: Harris, Pritchard and Rabins, Engineering Ethics, second edition (Wadsworth 2000). )

Orang Teknik Juga Punya Etika Tau????

TUGAS 2 (22 Februari 2010)
1. Jelaskan yang dimaksud dengan dilemma moral, beri contoh dalam kejadian
dalam kehidupan sehari-hari!
Jawab:
Dilema moral adalah keputusan yang dimbil terhadap ke tiga alternative kreativitas yang paling menguntungkan.
2. Jelaskan paham kantianisme dan berikan contohnya!
Jawab:
Kantianisme adalah paham yang menekankan pada kewajiban. Pada paham ini seseorang dituntut untuk merspon dan patuh pada kewajibannya. (Tuntutan profesi). Contohnya seorang mahasiswa mengumpulkan tugas tepat waktu.
3. Paham utilitariansme banyak dianut oleh para profesional di bidang
keteknikan. Jelaskan alasannya!
Jawab:
Paham Utilitarianisme banyak dianut oleh para professional di bidang keteknikkan karena paham ini memberikan kenaikkan pada segi ekonomi yang nyata dalam hal analisis biaya dan risiko (dalam hal memperoleh keuntungan).

Etika Profesi

TUGAS 1 (10 Februari 2010)
1. Jelaskan pengertian, cakupan dan tujuan dari etika profesi keteknikan!
Jawab:
Etika profesi keteknikan adalah etika yang diterapkan dalm bidang keahlian teknik. Etika ini memaparkan mengenai tata cara bekerja bagi seorang sarjana teknik dalam bekerja. Pada etika profesi ini seorang sarjana teknik dituntut bertanggungjawab atas semua kewajiban yang ada dalam profesi yang ia tekuni. Tujuan dari etika profesi keteknikan ini adalah mengembangkan rangkaian kerja guna membangun kewaspadaan terhadap pandangan dari ethical issue.
2. Jelaskan perbedaan profesi dan pekerjaan! Berikan contoh masing-masing!
Jawab:
Profesi Pekerjaan
• Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luara jangkauan khalayak ramai.
• Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktik (teori baru dikembangkan dari hasil penelitian).
• Memerlukan keahlian khusus dengan waktu yang panjang.
• Mempunyai kode etik
• Contoh: guru, dosen • Sesuatu yang dibuat
• Mata pencaharian
• Tidak mempunyai kode etik
• Contoh: petani

3. Apa yang dimaksud dengan kode etik?
Jawab:
Kode etik adalah norma-norma yang harus diperhatikan oleh setaip anggota profesi dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Norma-norma tersebut berisi pentunjuk-petunjuk bagi para anggota profesi tentang bagaimana mereka melaksanakan larangan-larangan, yaitu ketentuan-ketentuan tentang apa yang boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh mereka, tidak saja dalam menjalankan tugas profesi mereka, melainkan juga menyangkut tingkah laku anggota profesi pada umumnya dalam pergaulan sehari-hari dalam masyarakat (Soecipto, 1994).